Minggu, 04 Mei 2014

PESTISIDA ORGANIK


CARA MEMBUAT PESTISIDA ORGANIK
Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.
Bahan dan Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas            Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas         .Tembakau,jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.         
Dosis:
1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.          
Kegunaan:
Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.          
Dapat menolak hama dan penyakit.    
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.           
Sasaran:
Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.

Pestisida Organik


Tembakau, salah satu bahan pestisida organik
Pestisida organik adalah pestisida yang bahan utamanya berasal dari makhluk hidup. Jika yang digunakan untuk membuat pestisida terbuat dari tanaman bisa disebut pestisida nabati.  Bahan aktif pestisida yang berasal dari tanaman berupa kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut dapat mempengaruhi serangga, seperti penolak (repellent), penarik (attractant), penghambat makan (anti feedant), penghambat perkembangan serangga (insect growth regulator), menurunkan kepiridian, mencegah peletakan telur (oviposition  deterrent) dan berpengaruh langsung sebagai racun. 
Penggunaan pestisida kimia yang tidak bijaksana menyebabkan resistensi terhadap hama, membunuh musuh alami dan menimbulkan pencemaran lingkungan.  Selain itu, harga pestisida kimia sangat mahal sehingga pestisida organik mulai dilirik petani.
Pestisida Organik Memiliki Keunggulan antara lain :
1.     Mudah dibuat dan murah
2.     Lebih aman terhadap lingkungan
3.     Tidak menimbulkan residu yang bertahan lama pada tanaman
4.     Tidak mudah menimbulkan resistensi hama
5.     Menghasilkan produk pertanian yang sehat
Disamping Keunggulan yang dimiliki, Pestisida Organik juga mempunyai kelemahan, yaitu :
1.     Reaksinya agak lambat
2.     Tidak tahan sinar matahari
3.     Kurang  praktis dan tidak tahan disimpan lama
4.     Perlu  penyemprotan  yang  berulang-ulang
Pestisida Organik untuk Cabe yang Daunnya Keriting
Bahan :
 2 kg abu dapur
0,25 kg tembakau
0,3 kg tepung belerang (sulphur)
Cara membuat pestisida :
Rendam belerang, tembakau dan abu dalam 10 lier air selama 3-5 hari
Larutan disaring dan digunakan untuk menyemprot daun cabai yang mulai keriting.
Abu dapur bisa ditaburkan langsung ke daun cabai yang keriting.
Pengendalian Hama Sayuran dengan Pestisida Organik
Bahan :
2 kg daun gamal (Gliricidia sepium)
2 kg daun ketepeng kebo (Cassia alata)
2 kg daun kara (Phaseolus lunatus)
2 kg daun kenikir (Tagetes patula)
2 kg daun mahoni (Swietenia mahagoni)
2 kg daun brotowali (Tinospora crispa)
0,25 kg tepung belerang
20 kg tepung kapur
Cara membuat pestisida :
Dedaunan ditumbuk halus, dicampur kapur dan belerang.  Semua bahan dimasukkan tong (drum) direndam air dan diaduk rata.  Perendaman dilakukan selama seminggu.
Setelah seminggu, disaring dan diencerkan dengan air perbandingan 1 : 3. Pestisida organik ini dapat digunakan untuk menyemprot sayuran yang diserang hama.
Pestisida Organik untuk Mengatasi Walang Sangit
Bahan :
10 kg umbi gadung (Dioscorea hispida)
10 kg jengkol (Pithecellobium lobatum)
5 kg pulai (Alstonia scholaris)
5 kg buah pinang (Areca catechu)
5 kg daun dan buah kecubung (Datura metel)
3 kg daun johar (Cassia siamea)
3 kg daun gamal (Glirisida sepium)
0,5 kg kapur sirih
Cara membuat pestisida :
Semua bahan ditumbuk halus, kemudian dimasukkan dalam tong (drum).  Direndam dalam 100 liter air, tong ditutup rapat selama 2-3 minggu sampai bahan-bahan ini membusuk.
Ambil cairan dan encerkan dengan perbandingan 1 : 4. Pestisida organik ini dapat digunakan untuk mengendalikan walang sangit, ulat, lembing, tikus dan dapat juga digunakan untuk pupuk.
Pengendalian Wereng dengan Pestisida Organik
Bahan :
2 buah kecubung (Datura metel)
1 kg akar tuba (Derris elliptica)
Cara membuat pestisida :
Akar tuba dan buah kecubung direbus sampai mendidih, didinginkan dan disaring.
Ambil 1 liter, encerkan sampai 16 liter.  Insektisida organik ini dapat digunakan untuk mengendalikan wereng.
Pestisida Organik dari Kencing Sapi
Bahan :
Air kencing sapi
Daun tembakau
Daun nimba
Rimpang kunyit
Cara membuat pestisida :
Dedaunan dan rimpang dimasukkan tong (drum), direndam dalam air kencing sapi selama 2 bulan. Sebelum digunakan untuk menyemprot tanaman yang diserang hama, larutan diencerkan dengan air perbandingan 1 : 2.
Pestisida Organik untuk Mengendalikan Tikus
Bahan :
Kulit kayu gamal
10 kg Gandum atau padi
Cara membuat pestisida :
Biji gandum/padi dan kulit kayu gamal direbus dengan air.  Biji padi tersebut ditabur di kebun. Tikus yang makan padi akan mati karena gamal mengandung coumarin. 
Pestisida Organik untuk Basmi Bekicot
Bahan :
Garam dapur
Bawang putih
¼ cangkir sabun cuci piring
Cara membuat pestisida :
Bawang putih ditumbuk, dicampur ½ liter air garam.  Ditambah sabun cuci piring, disaring.  Moluskisida organik ini disemprotkan ke tempat yang diserang siput atau bekicot.
Cara Membuat Fungisida Organik dari Jahe
Bahan :
20 g rimpang jahe
Cara membuat pestisida :
Rimpang jahe ditumbuk halus, dicampur air, disaring.  Fungisida organik disemprotkan ke tanaman yang diserang Erysiphe polygoni, rhizoctonia solani, Sclerotium oryzae, S. rolfsii.
Bit Gula sebagai Fungisida Organik
Bahan :
Bit gula (Beta vulgaris)
Cara membuat pestisida :
Bit diblender dengan menambahkan air 5% dari beratnya.  Campuran ini digunakan untuk mengendalikan Alternaria tenuis, Curvalaria penniseti, Fusarium solani, Fusarium oxysporum, Helmithosporium spp.
Pengendali Hayati atau Bio Pestisida Alami

Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
  1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya.
  2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat, adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih.
  3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun.
  4. Kelompok tumbuhan moluskisida, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
  5. Kelompok tumbuhan pestisida serba guna, adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
  • merusak perkembangan telur, larva dan pupa
  • menghambat pergantian kulit
  • mengganggu komunikasi serangga
  • menyebabkan serangga menolak makan
  • menghambat reproduksi serangga betina
  • mengurangi nafsu makan
  • memblokir kemampuan makan serangga
  • mengusir serangga
  • menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
  • murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
  • relatif aman terhadap lingkungan
  • tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
  • sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
  • kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
  • menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. 
    Sementara, kelemahannya adalah :
    (1) daya kerjanya relatif lambat;
    (2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung;
    (3) tidak tahan terhadap sinar matahari;
    (4) kurang praktis;
    (5) tidak tahan disimpan
    (6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya.  Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan  pestisida  nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada.  Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.  Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
RESEP BIO PESTISIDA NABATI
Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga :
Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata
Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.
Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.
Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah
Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai.

Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.

Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur.

Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama.

Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.

Mengendalikan hama wereng, Bahan: kecubung dua butir, jenu satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng.

Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga, Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.

Hama walangsangit, Bahan: brotowali satu kilogram dan kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangit yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum, Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram, air 20 liter.Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambah diterjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman.

Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah, Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.Cara Pembuatan :Daun nimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk merata dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada tanaman bawang merah

Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe, Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram dan air 5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman cabe.
Ramuan untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun, Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter .Cara Pembuatan
Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air (konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada tanaman.
Ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose, BahanRimpang lengkuas 1 kg dan air 2 liter .Cara Pembuatan
Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu aplikasi sebaiknya pada sore hari
Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan Hama pengisap, Bahan: Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan.Cara Pembuatan: Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
- Bacillus thuringiensis, mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis
- Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus), mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid.
- Daun Sirsak, mengendaliak Trips pada cabe.
- Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum) mengen-dalikan lalat buah.
- Sulingan minyak lengkuas, mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe.
- Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora), mengendalikan Aphid, dan Kutu daun
Untuk Mengendalikan Hama secara Umum. Bahan: Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20 gr, Air : 80 liter.
Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam
kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.
Untuk Mengendalikan Hama Trips pada Cabai, Bahan: Daun Sirsak 50 - 100 lembar, Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter.
Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat. Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter.
Cara membuat :Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.
Ramuan untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Mematoda. Bahan: -Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1 liter. Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Merah. Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah, Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter. Cara membuat :Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman. Bahan : Limbah daun tembakau 200 kg.
Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mematoda.
Ramuan untuk Mengendalikan Tikus. Bahan : Umbi Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri sedikit,Air sedikit. Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat tikus bersarang. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk.  Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata.   Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring.  Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring.  Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.
TANAMAN NABATI
Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur.   Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan.  Kemudian saring.  Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring.  Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam.   Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau.  Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya.  Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya.  Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.
Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu.  Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya.  Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan.  Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring.  Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya.  Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut.  Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya.  Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Bunga Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring.  Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
BERIKUT BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA
  1. Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
  2. Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
  3. Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
  4. Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
  5. Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
  6. Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air.
  7. Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura?
Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dan daun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama (Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).
Adakah cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik?
Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.
Benarkah kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium, Sulfur dan Sodium pada tanaman?
Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman
Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai?
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).
Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk mencegah wabah serangan hama dan penyakit?
Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat buah.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan aplikasi pestisida nabati?
Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman
yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.
Adakah ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman?
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia miliki.
Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding?
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
PENGENDALIAN HAMA BELALANG
Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah terjadi ledakan Populasi hama tersebut. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulakan olah hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum terbang. Kelompok Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang daun-daun kelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah.
Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
  1. Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
  2. Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap.
  3. Kimiawi: Pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan.
  4. Biologis: Dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran pada tempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan).
  5. Pengendaliandengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba (azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.

    Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.
 PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA (Azadiracht indica )

Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan.

PEMBUATAN EKSTRAK
Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun. Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih.

PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Mengumpulkan bahan baku akar tuba dan daun nimba.
Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih.
Untuk akar tuba dipotong dengan ukuran kecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung.
Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil.
Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih.
Proses perendaman minimal 3 hari setelah itu baru dapat dipakai untuk aplikasi.

Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen).
Dalam jangka panjang untuk menghindari serangan hama belalang ekstrak tuba dan nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada tanaman. Selama aspek teknis diperlukan langkah-langkah terpadu dalam pengedalian hama belalang kembara, antara lain sebagai berikut :

Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat perhatian yang seksama baik oleh petugas (PHP, PPL, Aparat pemandu dan lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan.

Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain.
Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya belalang.

RESEP PEREKAT PESTISIDA NABATI GRATIS

Salam Tani !!!  Masih banyak berbagai bahan nabati yang melimpah disekitar kita yang belum kita ketahui potensi manfaatnya. Salah satu bahan organik yang akan kita bahas kali ini mempunyai manfaat sebagai perekat pestisida sekaligus sebagai pestisida nabatinya (PESNAB). Maspary pernah pernah membuat eksperimen sederhana tentang bahan nabati ini dan terbukti mampu kita gunakan sebagai bahan perekat pestisida.
Penasarankan ………  Bahannya apa ya …….?
Tulisan ini sebagai jawaban maspary terhadap rekan-rekan Gerbang Pertanian yang protes terhadap artikel “cara mudah membuat pestisida dengan biaya murah” yang ternyata meminta donatur pulsa. Entah pelit atau kikir saya gak tahu tapi ada beberapa rekan yang menyatakan keberatan kalau harus sebagai  donatur Gerbang Pertanian. Padalah dengan resep perekat pestisida tersebut sangat mudah sekali kita membuat perekat lalu kita packing dan kita jual. Dengan kata lain resep tersebut sangat mudah dikomersilkan maka maspary meminta donatur dari rekan-rekan Gerbang Pertanian dari resep perekat tersebut. Selain itu karena maspary juga telah menggunakan biaya, tenaga dan fikiran yang tidak sedikit dalam membuat percobaan dan mencari-cari bahan perekat tersebut.
Dulu maspary juga pernah menulis artikel tentang tentang cara membuat perekat organik yang gratis tis tis. Kali ini maspary akan menambah 1 resep perekat pestisida nabati lagi yang sangat mudah kita gunakan dalam budidaya tanaman yang sedang kita geluti.  Silahkan di coba resep perekat pestisida nabati dibawah ini ….
Bahan dan alat :
  1. Air panas 5 gelas kecil
  2. Biji lerak 5 buah
  3. Ember/ bak kecil dengan kapasitas 2 liter
  4. Saringan
Cara membuat perekat pestisida  nabati:
  1. Masukkan 5 gelas air panas pada ember yang telah kita persiapkan
  2. Masukkan 5 biji lerak kedalam 5 air panas tersebut
  3. Setelah hangat-hangat kita remas-remas sampai hancur daging buahnya dan lepas bijinya.
  4. Kemudian saring dan ambil airnya.
Cara penggunaan perekat pestisida nabati :
  1. Ambil perekat yang telah kita buat tadi dan encerkan dalam 1 tangki sprayer (kurang lebih15 liter)
  2. Masukkan pestisida nabati atau pupuk organik yang akan kita aplikasikan pada tanaman.
  3. Jangan lupa nyemprotnya sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 3 sore
Mudah sekali bukan ? …….
Jika dirasa perekat tersebut kurang pekat / kurang kuat bisa ditambahkan biji leraknya, misalnya 10 biji untuk 1 tangki semprot.
Oh ya…. ampas dan biji lerak sisa dari penyaringan tadi jangan di buang karena bisa kita gunakan sebagai pestisida juga. Biji dan sisa saringan tadi sangat efekti sebagai repellent (penolak serangga hama). Jika ingin tahu cara membuatnya kita baca artikel maspary yang akan datang………
Barangkali ada yang belum tahu biji lerak silahkan lihat gambarnya :

Kalau ada rekan Gerbang Pertanian yang kesulitan mencari biji lerak bisa menghubungi maspary, SMS aja di 08122630297.
Teknik Pembuatan Pestisida Organik
Cara pembuatan pestisida organik dari berbagai jenis tumbuhan tidak dapat dijelaskan secara khusus atau distandarisasi karena memang sifatnya tidak berlaku umum.  Suatu ramuan pestisida organik yang berhasil baik atau bersifat efektif di suatu tempat belum tentu berhasil baik  pula di tempat lainnya karena ramuan pestisida organik bersifat site spesifik (khusus lokasi). Salah satu penyebabnya adalah pada tumbuhan yang sama, tetapi jika tumbuh di lingkungan yang berbeda maka kandungan bahan aktifnya pun dapat berbeda pula. Oleh karenanya dosis atau konsentrasi bahan aktif yang digunakannya pun akan berbeda pula.

Secara garis besar pembuatan pestisida organik dibagi menjadi 2 cara, yaitu secara sederhana dan secara laboratorium. Cara sederhana (jangka pendek) dapat dilakukan oleh petani dan penggunaan ekstrak biasanya dilakukan sesegera mungkin setelah pembuatan ekstrak dilakukan. Cara laboratorium (jangka panjang) biasanya dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih. Hasil kemasannya memungkinkan untuk disimpan relatif lama. Pembuatan pestisida cara sederhana berorientasi kepada penerapan usaha tani berinput rendah, sedangkan pembuatan cara laboratorium berorientasi pada industri.

Untuk menghasilkan bahan pestisida organik dapat dilakukan melalui beberapa teknik berikut :
a.    Penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta
b.    Rendaman untuk produk ekstrak
c.    Ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga yang terampil dan dengan peralatan khusus
Dengan dikembangkannya pemanfaatan pestisida organik diharapkan petani atau pengguna dapat mempersiapkan sendiri cara pengendalian hama terpadu
- See more at: http://aslilah.blogspot.com/2013/05/teknik-pembuatan-pestisida-organik.html#sthash.FDs5LuLO.dpuf

Cara Membuat Pestisida Alami/Insektisida Organik Nabati Mengatasi Hama Tanaman

Jika tanaman kita ada yang terserang hama yang dapat merusak tanaman yang kita tanam, maka sebaiknya kita segera melakukan penanganan yang cepat, tepat, aman, efektif dan efisien. Cara yang paling mudah adalah beli pestisida kimia di toko untuk digunakan di lahan kita. Akan tetapi alangkah baik dan bijak jika kita menggunakan yang alami, karena di samping murah, juga tidak merusak lingkungan serta kesehatan manusia.  
Cara membuat pestisida / insektisida organik alami untuk mengatasi/mengusir hama, kutu dan ulat perusak tanaman pertanian/perkebunan secara umum : 
Bahan-bahan yang dibutuhkan :         
1. Bawang putih, cabe rawit, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir : masing-masing 100 gram.
2. Gula pasir : 2 sendok makan.         
3. Air suling destilasi / aqua destilata : 1 liter. 
4. Dekomposer BSA (mikro organisme pengurai) : 2 cc.        
5. Botol kaca steril besar : 2 buah       
Tahap-tahap pembuatan :       
1. Cabe rawit, bawang putih, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir dan air destilasi diblender hingga bercampur rata.    
2. Masukkan ke dalam botol yang telah disteril bebas kuman.           
3. Masukkan gula dan decomposer BSA, tutup lalu biarkan satu minggu untuk proses fermentasi.    
4. Buka dan saring dari ampas-ampas yang ada dan simpan di tempat yang tertutup
Cara pemakaian/penggunaan cairan pestisida organik :          
1. Campur 60 cc cairan pestisida/insektisida organik yang telah dibuat dengan 1 liter air biasa. Bisa juga buat takaran sendiri sesuai perbandingan tadi.        
2. Semprot pada batang dan daun tanaman yang terserang hama dan ulat satu minggu sekali. Habiskan semua karena tidak bisa disimpan.    

Teknik Cara Buat Lem Pestisida Organik

Teknik Cara Buat Lem Pestisida Organik - Pada waktu 2 minggu yang lalu admin menemukan sebuah buku digramedia tentang tips cara membuat lem pestisida secara organik. Disebabkan mendapatkan info yang sangat berguna untuk para pembaca blog ini maka admin hendak membagikannya melalui blog tani ternak budidaya ini.
Resep tersebut sangatlah mudah dengan bahan yang sangat gampang didapat disekitar kita. Yang perlu diuji ialah berapa dosis/ konsentrasi pemakaian lem pestisida organik tersebut yang paling tepat. Selain itu berapa lama ketahanan perekat pestisida organik dalam penyimpanan juga perlu diteliti.
* Alat dan Bahan Perekat Pestisida Organik :
- 1 buah Blender
- 1 buah Telor ayam/ bebek (bebek lebih bagus)
- Minyak goreng 1 sendok makan
* Cara Membuat Perekat Pestisida Organik (skala 1 tangki semprot) :
Masukkan 1 buah telor ayam dan satu sendok minyak goreng (kalau untuk membuat 10 tangki pake 10 telor ditambah 10 sendok minyak goreng).
Blender sampai benar-benar tercampur (homogen)
Campurkan dengan larutan pestisida yang ada dalam tangki semprot sampai benar-benar tercampur.
Semprotkan pestisida secara merata ke semua permukaan daun.
Resep perekat pestisida organik ini dapat dipakai untuk membuat ovusida (membungkerkan telur, memandulkan telur, membunuh telur) ulat atau telur hama yang lain sehingga telur hama tersebut tidak bisa menetas dengan hanya menambahkan bahan tertentu dalam perekat pestisida organik tersebut. Oleh karena itu tunggu postingan yang akan datang, admin tani ternak budidaya ini akan membagikan teknik cara membuat ovusida/ cara memandulkan telur hama.
O ya, admin belum sempat menguji resep perekat pestisida organik tersebut oleh sebab itu silahkan pakai dalam skala lebih kecil dulu sebelum digunakan untuk semua tanaman.
Admin berharap artikel membuat lem pestisida organik tersebut dapat berguna bagi sobat tani ternak budidaya seluruhnya.
Tumbuhan Untuk Bahan Pestisida Nabati
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa:
  • insektisida (serangga)
  • fungisida (fungi/jamur)
  • rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
  • herbisida (gulma)
  • akarisida (tungau)
  • bakterisida (bakteri)
  • larvasida (larva)
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
  1. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
  2. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.
  3. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.
  4. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
  5. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
  6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
  7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.
Koleksi tumbuhan yang mengandung bahan bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun) telah dilakukan di Kalimantan Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari golongan rumput, teki dan berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian nama-nama tumbuhan yang dikoleksi belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa Indonesia), sehingga masih menggunakan bahasa daerah setempat, terutama bahasa banjar dan dayak.
Tumbuhan yang dikoleksi pada umumnya berhasiat sebagai obat, namun ada juga yang dapat meracun terutama pada kulit dan sebagian lagi mempunyai bau yang menyengat. Dari hasil eksplorasi tersebut ditemukan 122 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida organik.
Tabel jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah .


No
Jenis tumbuhan
Bagian Tumbuhan
Keterangan/kegunaan
01
Pati ulat
Daun
Pengawet ikan
02
Kalang kala
Daun, biji
Obat kulit
03
Karatau
Daun
Obat disentri
04
Risi
Daun, bunga
Rasa gatal pada kulit
05
Timbarau
Daun
Obat kejang-kejang
06
Kayu mahar
Daun
Tidak terserang hama
07
Hambin
buah Seluruh bagian
Obat ginjal
08
Jalukap
Daun
Obat kulit
09
Sulur daging
Daun
Obat luka
10
Gagali
Daun, umbi
 Obat sakit perut
11
Cambai karuk
Daun
Obat sakit perut
12
Raja binalu
Seluruh bagian
Obat hipertensi
13
Dadap
Daun
 Obat infeksi
14
Tabat Barito
Daun
Bahan jamu (kebugaran)
15
Bangkal
Daun
Bahan kosmetik (bedak)
16
Sapang
Kulit batang
Obat hipertensi
17
Mamali habang
Daun
Obat penenang
18
Mamali putih
Daun
Obat penenang
19
Jambu hutan
Daun, akar
Obat ginjal
20
Sungkai
Daun
Bahan pengawet
21
Balangkasua putih
Daun
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
22
Balangkasua habang
Daun
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
23
Kayu sapat
Daun
Obat sakit perut
24
Jalatang tulang
Daun
Berakibat gatal pada kulit
25
Kakantutan
Daun
Obat sakit perut
26
Tampurikak
Buah
Penyubur rambut
27
Tatasbihan habang
Daun
Bau menyengat
28
Sintuk
Daun
Kebugaran tubuh
29
Sambung nyawa
Daun
Obat penyakit dalam
30
Tatunjuk langit
Daun
Obat hipertensi
31
Sulitulang
Seluruh bagian
Obat sakit perut
32
Putat
Daun
Obat kulit (gatal)
33
Kujajing biji
Daun, buah
Obat kanker
34
Rengas
Daun
Berakibat gatal pada kulit
35
Simpur
Daun
Obat mata
36
Bawang nyaring
Daun
Obat perut
37
Sawangkak
Daun
Obat kanker
38
Bakung rawa
Daun, umbi
Obat tidur
39
Lakum
Daun
Obat kulit (gatal)
40
Jajangkit
Daun, batang
Obat kulit (gatal)
41
Patah kajang
Daun
Obat nyamuk
42
Kujajing laki
Daun, buah
Obat kanker
43
Pinang habang
Akar
Obat ginjal
44
Papulut
Daun
Obat batuk
45
Rumbia habang
Daun
Obat sakit perut
46
Kambat
Daun
Bau menyengat
47
Kayu rahwana
Seluruh bagian
Bahan jamu (kebugaran)
48
Cawat hanoman
Akar
Bahan jamu (kebugaran)
49
Kayu rawali
Kulit batang
Bau wangi
50
Daun kancing
Daun
Obat sakit gigi
51
Andarasung
Daun
Penyubur rambut
52
Keladi rawa D
aun, umbi
Berakibat gatal pada kulit
53
Bakung hias
Daun, umbi
Bau menyengat
54
Binjai
Kulit batang
Berakibat gatal pada kulit
55
Kasumbawati
Daun
Obat hipertensi
56
Akar kuning
Akar
Obat hipatetis
57
Dadangkak
Daun
Berakibat gatal pada kulit
58
Kakamalan
Daun
Bau menyengat
59
Tatintahan
Akar
Obat sakit pinggang
60
Kayu halaban
Akar
Obat ginjal
61
Kayu ilatung
Daun, kulit batang
Bau menyengat
62
Mundar
Daun, kulit batang
Berakibat iritasi pada kulit
63
Pohon mercon
Daun, bunga
Pengusir nyamuk
64
Kemuning
Daun, bunga
Bau wangi
65
Bangkinang
Daun, akar, buah
Rasa sepat
66
Kuranji
Daun, akar, buah
Rasa sangat kecut
67
Sangkuang
Semua bagian
Rasa sangat kecut
68
Bambu kuning
Rebung
Obat kanker
69
Hambawang
Getah
Berakibat iritasi pada kulit
70
Kambang tatawa
Bonggol
Obat kanker payudara
71
Bagang
Umbi
Berakibat gatal pada kulit
72
Panggang
Daun
Tidak diserang hama
73
Ciplokan
Buah dan daun
Obat hipertensi
74
Simakau
Daun Bahan
kosmetik (bedak)
75
Mata-mata
Buah
Kebugaran wanita
76
Pinang sindawar
Akar
Obat ginjal
77
Usar
Akar dan daun
Bahan pewangi
78
Timbaran
Kulit
Bahan pewarna
79
Tawar
Daun
Pengusir Wereng hijau
80
Gulinggang
Daun
Obat kulit
81
Kacang parang
Biji
Digunakan sebagai Insektisida
82
Kembang pukul 4
Daun
Digunakan sebagai Insektisida
83
Jalatang nyiru
Daun
Berakibat gatal pada kulit
84
Kalalayu
Daun
Tidak terserang hama
85
Kapayang
Seluruh tanaman
Digunakan sebagai Insektisida
86
Jingah
Daun
Berakibat gatal pada kulit
87
Galam
Daun
Bau menyengat
88
Lukut
Daun
Tidak terserang hama
89
Lua
Daun
Tidak terserang hama
90
Kuringkit
Daun
Bahan kosmetik (bedak)
91
Kumandrah
Daun/Buah
Obat sakit perut
92
Maya
Seluruh tanaman
Berakibat gatal pada kulit
93
Sapang
Kulit dan daun
Obat hipertensi
94
Rumput minjangan
Daun
Obat luka
95
Gambir
Kulit/daun
Pengusir nyamuk
96
Sirsak
Daun
Digunakan sebagai Insektisida
97
Maritam
Kulit
Digunakan sbg Rodentisida
98
Pepaya hutan
Daun
Digunakan sbg Insektisida
99
Suli bulan
Daun
Obat penyakit dalam
100
Kacubung
Daun
Obat penyakit dalam
101
Sarigading
Daun
Bahan jamu (kebugaran)
102
Karamunting jawa
Daun
Obat kulit
103
Purun tikus
Seluruh bagian
Attraktan bagi penggerek batang
104
Prupuk
Seluruh bagian
Attraktan bagi penggerek batang
105
Bundung
Seluruh bagian
Attraktan bagi penggerek batang
106
Jambu biji
Daun
Obat diare
107
Lengkuas
Rimpang
Bahan jamu
108
Lada
Daun
Bahan rempah
109
Kalanpan
Buah
Tidak terserang hama
110
Bawang nyaring kuning
Daun
Obat penyakit dalam
111
Kalabuau
Daun
Berakibat iritasi kulit
112
Gadung
Umbi
Digunakan sbg Insektisida
113
Tuba
Akar
Digunakan sbg Insektisida
114
Kacang parang habang
Buah
Digunakan sbg Insektisida
115
Kapuk
Batang
Digunakan sbg Rodentisida
116
Kelapa
Air
Digunakan sbg Insektisida
117
Jeruk Bali
Kulit
Digunakan sbg Insektisida
118
Langgundi
Daun
Pengusir nyamuk
119
Jengkol
Daun
Digunakan sbg rodentisida
120
Kedondong
Daun
Tidak diserang hama
121
Sungkai
Daun
Bahan permentasi
122
Mengkudu
Daun
Obat hipertensi
Dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati:
1. Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak
2. Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung
Beberapa contoh pembuatan pestisida :
1. Ekstrak Nimba
OPT sasaran: wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode
BAHAN DAN ALAT:
Air 1 liter
Alcohol 70% 1 cc
Biji nimbi 50 gr
Penumbuk/penghalus
Baskom/ember
Sprayer
CARA MEMBUAT:
Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol
Encerkan dengan 1 liter air
Larutkan diendapkan semalam lalu disaring
Larutan siap diaplikasikan ke tanaman
Serangga akan mati setelah 2 – 3 hari
2. Ekstrak Daun Sirsak
OPT sasaran: wereng batang coklat
BAHAN:
50 lembar daun sirsak
Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau
Satu suing bawang putih
Sabun colek 20 gr
CARA MEMBUAT:
Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan
Seluruh bahan dicampur dan direndam dengan air selama 2 hari
Larutan disaring
Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 – 15 liter air
Larutan siap diaplikasikan
3. Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau)
OPT sasaran: Belalang dan ulat
BAHAN:
50 lembar daun sirsak
5 lembar daun tembakau atau satu genggam tembakau
20 liter air
20 gr sabun colek/detergen
CARA MEMBUAT:
Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus
Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata
Bahan didiamkan selama satumalam
Larutan disaring kemudian diencerkan (ditambah dengan 50 – 60 air)
Larutan siap digunakan

4. Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai)
OPT sasaran: hama/penyakit secara umum
BAHAN:
8 kg daun nimba
6 kg lengkuas
6 kg serai
20 gr sabun colek /detergen
20 liter air
CARA MEMBUAT:
Daun nimbi,lengkuas dan serai dihaluskan
Bahan yang telah halus dilarutkan dalam 20 liter air
Didiamkan selama satu malam
Larutan disaring dan diencerkan dengan 60 liter air
Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan
5. Ekstrak Gatem (Gadung dan Tembakau)
OPT sasaran: wereng hijau, wereng batang coklat
BAHAN:
1 kg gadung
1 ons tembakau
Air secukupnya
CARA MEMBUAT:
Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
Hasil parutan ditamban dengan 3 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
Tembakau direndam dalam 2 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
Kedua bahan dicampur dan diaduk hingga tercampur merata
Bahan disaring
Ekstrak Gatem diencerkan dengan dosis 2 – 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer.
6. Ekstrak Gadung
OPT sasaran: walang sangit dan ulat-ulat hama padi
BAHAN:
1 kg gadung
Air secukupnya
CARA MEMBUAT:
Gadung dikupas, dicuci, dan diparut lalu diperas dengan kain bersih
Air perasan itulah yang mengandung racun dengan dosis 5 – 10 ml /liter air.
Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
Larutan disemprotkan ke lahan.
Serangga mati dalam 1 – 2 jam, ulat mati dalam 5 – 6 jam
7. Ekstrak Gatubrotemsi (Gadung, Tuba, Brotowali, Sirih)
OPT sasaran: ulat-ulat padi, walang sangit, dan kepinding tanah
BAHAN:
1 kg gadung
1 ons tembakau
1 potong akar tuba/jenu
1 genggam daun sirih
CARA MEMBUAT:
Gadung dikupas, dicuci dan diparut
Tuba dan brotowali dipotong dan ditumbuk
Daun sirih diremas-remas dan ditambah dengan 3 liter air
Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk
Semua bahan dicampur, dimasukkan ke dalam panci dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring.
Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60 cc/tangki (14 liter).
8. Ekstrak Bawang Putih      
Cincang 3 ons bawang putih dan rendam di minyak mineral selama satu hari. Lalu tambahkan 1 sendok teh minyak ikan (sangat baik bagi tanaman Anda), campur larutan tersebut dengan setengah liter air dan tambahkan pada campuran bawang putih tadi. Jika ingin membuat larutan pestisida, aduk dan campurkan satu bagian campuran bawang putih dengan 20 bagian air. Sekarang Anda dapat membuat pestisida alami yang aman bagi lingkungan.
Semprotkan tanaman Anda dengan larutan pestisida bawang putih seminggu sekali atau lebih jika diperlukan. Gunakan bawang putih sebagai pestisida alami akan membantu semut, kumbang, cacing, ulat bulu, kumbang Colorado, ngengat, lalat putih, tikus, tungau, dan tikus mondok pergi menjauh dari tanaman Anda.
Karena bawang putih merupakan insektisida alami berspektrum besar, berarti bawang putih dapat membunuh serangga menguntungkan sama seperti hama. Cobalah untuk menyemprot daerah di mana hama melakukan kerusakan.
9. Ekstrak Kulit Bawang Merah
Kulit bawang merah dapat dijadikan sebagai pestisida alami dengan cara mengambil ekstraknya. Takaran yang tepat dalam pembuatan ekstrak kulit bawang merah adalah sebanyak 10 lembar  dan direndam selama 3 hari. Ekstrak kulit bawang merah  membutuhkan waktu perebusan ± selama 30 menit.
Ternyata ekstrak kulit bawang merah tidak memberikan efek negatif pada tumbuhan itu sendiri dan ekosistem sekitar. Hasil pengamatan menunjukan, ekstrak kulit bawang merah membuat daun pada tumbuhan menjadi tampak lebih segar dibandingkan daun yang disemprotkan dengan pestisida berbahan kimia.
Kulit bawang merah adalah bagian terluar atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung senyawa   acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya  proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang  mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak dapat tersalurkan  keseluruh tubuhnya. Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan.
Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal 2008).
Insektisida Organik Atau Pestisida Nabati
Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain.
Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali.
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN ALAMI” untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahan-bahan tersebut , semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.
Berikut Tabel yang menunjukan jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai Insektisida Alami atau Pestisida Nabati :
Berikut “ RESEP “ pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman.:
Bahan:
  • Tembakau 100gr
  • Kenikir 100gr
  • Pandan 100gr
  • Kemangi 100gr
  • Cabe rawit 100gr
  • Kunyit 100 gr
  • Bawang Putih 100gr
  • Aquadestilata 1 lt
  • Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
  • Gula pasir 2 sendok makan.
Cara Pembuatan :
  • Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling
  • Masukkan ke dalam botol yang steril
  • Tambahkan gula pasir 2 sdm
  • Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc
  • Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi
  • Kemudian di saring.
  • Siap dipergunakan
Pengaplikasian /dosis pemakaian:
  • 60 cc untuk 1 lt air
  • Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
  • 1 minggu 1 kali
  • Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.
Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA KRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “ Coryne bacterium” dapat melawan “Xanthomonas campestris pv oryzae “ (bakteri penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”, dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Tulisan terkirim dikaitan (tagged) ‘CARA MEMBUAT PESTISIDA ORGANIK’

CARA MEMBUAT PESTISIDA ORGANIK

Untuk mengurangi dampak dari pestisida kimia pemerintah menyarankan untuk mengurangi pestisida kimia. Disini saya ingin sedikit berbagi bagaimana cara membuat pestisida organik
Bahan yang d pergunakan :
1. Daun Sirkaya sebanyak 50 lembar (fungisida).
2. Daun sirsak(squamosin) 65 lembar(insektisida).
3. Daun sere(zitronelal) 10 batang (dehidrasi).
4. Belerang 2 jempol kaki (bakterisida/fungisida).
5. Bawang merah/putih(quercetin,phenolic/sapononin) masing2 0,5 kg (merusak pori hama).
6. Tembakau 0,5 kg (nematisida).
7. Buah sirkaya 10 buah – diambil bijinya (fungisida).
8. Brotowali 1 meter (akarisida+merusak nafsu makan).
9. Biji gambas 200 biji/mahoni 50 biji (akarisida+merusak nafsu makan).
10. Air 20 liter.

Alat yang di pergunakan :
1. Kain saring.
2. Lumpang.
3. Tong/ember besar(di kasih kran).
4. Ijuk.

Cara pembuatan :        
Tumbuk semua bahan di atas , kemudian campurkan dengan air. Setelah masukkan ijuk ke dalam tong. Saring bahan yang sudah siap tadi ke dalam tong menggunakan kain saring. Kemudian tutup tong yang sudah ada krannya (kran di letakkan pada bagian samping bawah tong) selama 1 minggu. Pestisida sudah siap di gunakan.        
Untuk tanaman padi gunakan 1 liter pestisida organik untuk 1 tangki semprot ( 14 liter ).
Selamat mencoba semoga bermanfa’at.
Untuk mengatasi hama keong mas gunakan minyak tanah, di semprotkan pada telur keong yang ada d pinggir tanaman ( galengan ).

Tidak ada komentar: