CARA MEMBUAT PESTISIDA ORGANIK
Pestisida
adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida
Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari
gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka
pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya
produksi dan akrab denga lingkungan.
Bahan dan
Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak
kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah
gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas .Tembakau,jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas .Tembakau,jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
1 gelas
larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
Dapat
menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Wereng
batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan:
Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan
batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama
berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan
berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.
Pestisida Organik
Tembakau,
salah satu bahan pestisida organik
Pestisida organik adalah
pestisida yang bahan utamanya
berasal dari makhluk
hidup. Jika yang
digunakan untuk membuat pestisida terbuat dari tanaman bisa disebut pestisida nabati.
Bahan aktif
pestisida yang berasal dari tanaman berupa kelompok metabolit sekunder yang
mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik
dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut dapat
mempengaruhi serangga, seperti penolak (repellent),
penarik (attractant), penghambat
makan (anti feedant), penghambat
perkembangan serangga (insect growth
regulator),
menurunkan kepiridian, mencegah peletakan telur (oviposition deterrent) dan berpengaruh langsung sebagai
racun.
Penggunaan pestisida
kimia yang tidak bijaksana menyebabkan resistensi
terhadap hama,
membunuh musuh alami dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain
itu, harga
pestisida kimia sangat mahal
sehingga pestisida organik mulai dilirik petani.
Pestisida Organik Memiliki Keunggulan
antara lain :
1.
Mudah dibuat dan
murah
2.
Lebih aman
terhadap lingkungan
3.
Tidak
menimbulkan residu yang
bertahan lama pada tanaman
4.
Tidak mudah menimbulkan resistensi
hama
5.
Menghasilkan produk pertanian yang sehat
Disamping Keunggulan yang
dimiliki, Pestisida Organik juga mempunyai kelemahan, yaitu :
1.
Reaksinya
agak
lambat
2.
Tidak tahan sinar matahari
3.
Kurang praktis dan tidak tahan
disimpan lama
4.
Perlu penyemprotan yang berulang-ulang
Pestisida
Organik untuk Cabe yang Daunnya Keriting
Bahan :
2
kg abu dapur
0,25 kg
tembakau
0,3 kg
tepung belerang (sulphur)
Cara membuat pestisida :
Rendam
belerang, tembakau dan abu dalam 10 lier air selama 3-5 hari
Larutan
disaring dan digunakan untuk menyemprot daun cabai yang mulai keriting.
Abu
dapur bisa ditaburkan langsung ke daun cabai yang keriting.
Pengendalian
Hama Sayuran dengan Pestisida Organik
Bahan :
2 kg
daun gamal (Gliricidia sepium)
2 kg
daun ketepeng kebo (Cassia alata)
2 kg
daun kara (Phaseolus lunatus)
2 kg
daun kenikir (Tagetes patula)
2 kg
daun mahoni (Swietenia mahagoni)
2 kg
daun brotowali (Tinospora crispa)
0,25 kg
tepung belerang
20 kg
tepung kapur
Cara membuat pestisida :
Dedaunan
ditumbuk halus, dicampur kapur dan belerang. Semua bahan dimasukkan tong
(drum) direndam air dan diaduk rata. Perendaman dilakukan selama
seminggu.
Setelah
seminggu, disaring dan diencerkan dengan air perbandingan 1 : 3. Pestisida
organik ini dapat digunakan untuk menyemprot sayuran yang diserang hama.
Pestisida
Organik untuk Mengatasi Walang Sangit
Bahan :
10 kg
umbi gadung (Dioscorea hispida)
10 kg
jengkol (Pithecellobium lobatum)
5 kg
pulai (Alstonia scholaris)
5 kg
buah pinang (Areca catechu)
5 kg
daun dan buah kecubung (Datura metel)
3 kg
daun johar (Cassia siamea)
3 kg
daun gamal (Glirisida sepium)
0,5 kg
kapur sirih
Cara membuat pestisida :
Semua
bahan ditumbuk halus, kemudian dimasukkan dalam tong (drum). Direndam
dalam 100 liter air, tong ditutup rapat selama 2-3 minggu sampai bahan-bahan
ini membusuk.
Ambil
cairan dan encerkan dengan perbandingan 1 : 4. Pestisida organik ini dapat
digunakan untuk mengendalikan walang sangit, ulat, lembing, tikus dan dapat
juga digunakan untuk pupuk.
Pengendalian
Wereng dengan Pestisida Organik
Bahan :
2 buah
kecubung (Datura metel)
1 kg
akar tuba (Derris elliptica)
Cara membuat pestisida :
Akar
tuba dan buah kecubung direbus sampai mendidih, didinginkan dan disaring.
Ambil
1 liter, encerkan sampai 16 liter. Insektisida organik ini dapat digunakan
untuk mengendalikan wereng.
Pestisida
Organik dari Kencing Sapi
Bahan :
Air
kencing sapi
Daun
tembakau
Daun
nimba
Rimpang
kunyit
Cara membuat pestisida :
Dedaunan
dan rimpang dimasukkan tong (drum), direndam dalam air kencing sapi selama 2
bulan. Sebelum digunakan untuk menyemprot tanaman yang diserang hama, larutan
diencerkan dengan air perbandingan 1 : 2.
Pestisida
Organik untuk Mengendalikan Tikus
Bahan :
Kulit
kayu gamal
10 kg
Gandum atau padi
Cara membuat pestisida :
Biji
gandum/padi dan kulit kayu gamal direbus dengan air. Biji padi tersebut
ditabur di kebun. Tikus yang makan padi akan mati karena gamal mengandung
coumarin.
Pestisida
Organik untuk Basmi Bekicot
Bahan :
Garam
dapur
Bawang
putih
¼
cangkir sabun cuci piring
Cara membuat pestisida :
Bawang
putih ditumbuk, dicampur ½ liter air garam. Ditambah sabun cuci piring,
disaring. Moluskisida organik ini disemprotkan ke tempat yang diserang
siput atau bekicot.
Cara
Membuat Fungisida Organik dari Jahe
Bahan :
20 g
rimpang jahe
Cara membuat pestisida :
Rimpang
jahe ditumbuk halus, dicampur air, disaring. Fungisida organik
disemprotkan ke tanaman yang diserang Erysiphe
polygoni, rhizoctonia solani, Sclerotium oryzae, S. rolfsii.
Bit
Gula sebagai Fungisida Organik
Bahan :
Bit gula
(Beta vulgaris)
Cara membuat pestisida :
Bit
diblender dengan menambahkan air 5% dari beratnya. Campuran ini digunakan
untuk mengendalikan Alternaria tenuis,
Curvalaria penniseti, Fusarium solani, Fusarium oxysporum, Helmithosporium spp.
Pengendali Hayati atau Bio Pestisida
Alami
|
Tumbuhan
penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
Pestisida
nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara
kerja yang unik, yaitu
dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja
pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
Pestisida
nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
Pestisida
nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong
seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai
alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas
penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut
dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian
dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan pestisida
nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian
tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang
kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali.
Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti
mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah
terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan
pengendalian.
RESEP BIO
PESTISIDA NABATI
Tanaman
Aromatik/atraktan
disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga :
Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata
Pestisida
dari ikan mujair dapat
mengatasi hama tanaman terong dan pare. Cara membuat pestisida organik dari
ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan
selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan
disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.
Pestisida
organik lainnya
dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya
dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat
penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.
Pestisida
dari mahoni untuk
mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi
jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di
dalam tanah
Menanggulangi
penyakit keriting pada cabai, Bahan:
brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan,
kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya
lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk
mengendalikan penyakit keriting pada cabai.
Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai. Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur. Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari. Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama. Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting. Mengendalikan hama wereng, Bahan: kecubung dua butir, jenu satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng. Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga, Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Hama walangsangit, Bahan: brotowali satu kilogram dan kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangit yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari. Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum, Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram, air 20 liter.Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambah diterjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman. Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah, Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.Cara Pembuatan :Daun nimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk merata dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada tanaman bawang merah Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe, Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram dan air 5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman cabe.
Ramuan
untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun, Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter
.Cara Pembuatan
Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air (konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada tanaman.
Ramuan
untuk mengendalikan penyakit Antraknose, BahanRimpang lengkuas 1 kg dan air 2 liter .Cara
Pembuatan
Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu aplikasi sebaiknya pada sore hari
Pestisida
nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan Hama
pengisap, Bahan:
Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat penumbuk Tempat
pencampuran Pengaduk Saringan.Cara Pembuatan: Cara pembuatan pestisida nabati
daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata 2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam. 3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus. 4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
- Bacillus
thuringiensis,
mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis
- Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus), mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid. - Daun Sirsak, mengendaliak Trips pada cabe. - Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum) mengen-dalikan lalat buah. - Sulingan minyak lengkuas, mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe. - Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora), mengendalikan Aphid, dan Kutu daun
Untuk
Mengendalikan Hama secara Umum. Bahan:
Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20
gr, Air : 80 liter.
Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.
Untuk
Mengendalikan Hama Trips pada Cabai, Bahan:
Daun Sirsak 50 - 100 lembar, Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter.
Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.
Ramuan
untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat. Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu
genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter.
Cara membuat :Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.
Ramuan
untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Mematoda. Bahan: -Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1
liter. Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc
alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat
disemprotkan pada tanaman/serangga hama.
Ramuan
untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Merah. Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah,
Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter. Cara membuat :Daun mimba dan umbi
gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter
air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman. Bahan :
Limbah daun tembakau 200 kg.
Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mematoda.
Ramuan
untuk Mengendalikan Tikus. Bahan :
Umbi Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri
sedikit,Air sedikit. Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan
dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat
tikus bersarang. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan
dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1
liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam,
kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang
penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.
TANAMAN
NABATI
Tembakau
(Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu
(Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan
(Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai
(Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga
Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang
Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint
(Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Kembang
Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.
Cabai
Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemanggi
(Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo
(Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Tembelekan
(Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun. Rumput Mala (Artimista vulgaris) Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
Tomat
(Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Gamal (Gliricidia
sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Bunga
Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
BERIKUT
BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA
Bagaimanakah
cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura?
Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dan daun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama (Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).
Adakah
cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran
ternak menjadi pupuk organik?
Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.
Benarkah
kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium,
Sulfur dan Sodium pada tanaman?
Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman
Cara alami
apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai?
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).
Seperti
apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk
mencegah wabah serangan hama dan penyakit?
Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat buah.
Bagaimanakah
cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh
dengan aplikasi pestisida nabati?
Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.
Adakah
ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman?
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia miliki.
Cara apa
yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding?
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
PENGENDALIAN
HAMA BELALANG
Belalang
Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatra Selatan,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah terjadi ledakan Populasi hama
tersebut. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program
peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulakan olah
hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi
yang tinggi. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok
yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang
singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang berimigrasi dapat
memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum terbang. Kelompok Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang daun-daun kelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah. Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
PENGENDALIAN
BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA
(Azadiracht indica )
Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun. Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan. PEMBUATAN EKSTRAK Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun. Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih. PROSES PEMBUATAN EKSTRAK Mengumpulkan bahan baku akar tuba dan daun nimba. Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih. Untuk akar tuba dipotong dengan ukuran kecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung. Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil. Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih. Proses perendaman minimal 3 hari setelah itu baru dapat dipakai untuk aplikasi. Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen).
Dalam
jangka panjang untuk menghindari serangan hama belalang ekstrak tuba dan
nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani dan disimpan dalam
waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada serangan belalang pestisida
nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada tanaman. Selama aspek teknis
diperlukan langkah-langkah terpadu dalam pengedalian hama belalang kembara,
antara lain sebagai berikut :
Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat perhatian yang seksama baik oleh petugas (PHP, PPL, Aparat pemandu dan lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan. Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain. Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya belalang. |
RESEP PEREKAT PESTISIDA NABATI GRATIS
Salam Tani
!!! Masih banyak berbagai bahan nabati yang melimpah disekitar kita yang
belum kita ketahui potensi manfaatnya. Salah satu bahan organik yang akan kita
bahas kali ini mempunyai manfaat sebagai perekat pestisida sekaligus sebagai
pestisida nabatinya (PESNAB). Maspary pernah pernah membuat eksperimen
sederhana tentang bahan nabati ini dan terbukti mampu kita gunakan sebagai
bahan perekat pestisida.
Penasarankan
……… Bahannya apa ya …….?
Tulisan ini
sebagai jawaban maspary terhadap rekan-rekan Gerbang
Pertanian yang protes terhadap
artikel “cara mudah membuat pestisida dengan biaya murah” yang ternyata meminta donatur pulsa. Entah pelit
atau kikir saya gak tahu tapi ada beberapa rekan yang menyatakan keberatan
kalau harus sebagai donatur Gerbang
Pertanian. Padalah dengan resep
perekat pestisida tersebut sangat mudah sekali kita membuat perekat lalu kita
packing dan kita jual. Dengan kata lain resep tersebut sangat mudah
dikomersilkan maka maspary meminta donatur dari rekan-rekan Gerbang
Pertanian dari resep perekat tersebut.
Selain itu karena maspary juga telah menggunakan biaya, tenaga dan fikiran yang
tidak sedikit dalam membuat percobaan dan mencari-cari bahan perekat tersebut.
Dulu maspary juga
pernah menulis artikel tentang tentang cara membuat perekat organik yang gratis
tis tis. Kali ini maspary akan menambah 1 resep perekat pestisida nabati lagi
yang sangat mudah kita gunakan dalam budidaya tanaman yang sedang kita
geluti. Silahkan di coba resep perekat pestisida nabati dibawah ini ….
Bahan dan alat :
- Air panas
5 gelas kecil
- Biji
lerak 5 buah
- Ember/
bak kecil dengan kapasitas 2 liter
- Saringan
Cara membuat perekat
pestisida nabati:
- Masukkan
5 gelas air panas pada ember yang telah kita persiapkan
- Masukkan
5 biji lerak kedalam 5 air panas tersebut
- Setelah
hangat-hangat kita remas-remas sampai hancur daging buahnya dan lepas
bijinya.
- Kemudian
saring dan ambil airnya.
Cara penggunaan perekat
pestisida nabati :
- Ambil
perekat yang telah kita buat tadi dan encerkan dalam 1 tangki sprayer
(kurang lebih15 liter)
- Masukkan
pestisida nabati atau pupuk organik yang akan kita aplikasikan pada
tanaman.
- Jangan
lupa nyemprotnya sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 3 sore
Mudah sekali bukan
? …….
Jika dirasa
perekat tersebut kurang pekat / kurang kuat bisa ditambahkan biji leraknya,
misalnya 10 biji untuk 1 tangki semprot.
Oh ya…. ampas dan
biji lerak sisa dari penyaringan tadi jangan di buang karena bisa kita gunakan
sebagai pestisida juga. Biji dan sisa saringan tadi sangat efekti sebagai
repellent (penolak serangga hama). Jika ingin tahu cara membuatnya kita baca
artikel maspary yang akan datang………
Barangkali ada
yang belum tahu biji lerak silahkan lihat gambarnya :
Kalau ada rekan Gerbang Pertanian yang kesulitan mencari biji lerak bisa menghubungi maspary, SMS aja di 08122630297.
Teknik
Pembuatan Pestisida Organik
Cara
pembuatan pestisida organik dari berbagai jenis tumbuhan tidak dapat dijelaskan
secara khusus atau distandarisasi karena memang sifatnya tidak berlaku
umum. Suatu ramuan pestisida organik yang berhasil baik atau bersifat
efektif di suatu tempat belum tentu berhasil baik pula di tempat lainnya
karena ramuan pestisida organik bersifat site spesifik (khusus lokasi). Salah
satu penyebabnya adalah pada tumbuhan yang sama, tetapi jika tumbuh di
lingkungan yang berbeda maka kandungan bahan aktifnya pun dapat berbeda pula.
Oleh karenanya dosis atau konsentrasi bahan aktif yang digunakannya pun akan
berbeda pula.
Secara garis
besar pembuatan pestisida organik dibagi menjadi 2 cara, yaitu secara sederhana
dan secara laboratorium. Cara sederhana (jangka pendek) dapat dilakukan oleh
petani dan penggunaan ekstrak biasanya dilakukan sesegera mungkin setelah
pembuatan ekstrak dilakukan. Cara laboratorium (jangka panjang) biasanya
dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih. Hasil kemasannya memungkinkan
untuk disimpan relatif lama. Pembuatan pestisida cara sederhana berorientasi
kepada penerapan usaha tani berinput rendah, sedangkan pembuatan cara
laboratorium berorientasi pada industri.
Untuk menghasilkan bahan pestisida organik dapat dilakukan melalui beberapa teknik berikut :
a. Penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta
b. Rendaman untuk produk ekstrak
c. Ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga yang terampil dan dengan peralatan khusus
Dengan dikembangkannya pemanfaatan
pestisida organik diharapkan petani atau pengguna dapat mempersiapkan sendiri
cara pengendalian hama terpadu
- See more at:
http://aslilah.blogspot.com/2013/05/teknik-pembuatan-pestisida-organik.html#sthash.FDs5LuLO.dpuf
Cara Membuat Pestisida
Alami/Insektisida Organik Nabati Mengatasi Hama Tanaman
Jika
tanaman kita ada yang terserang hama yang dapat merusak tanaman yang kita
tanam, maka sebaiknya kita segera melakukan penanganan yang cepat, tepat, aman,
efektif dan efisien. Cara yang paling mudah adalah beli pestisida kimia di toko
untuk digunakan di lahan kita. Akan tetapi alangkah baik dan bijak jika kita
menggunakan yang alami, karena di samping murah, juga tidak merusak lingkungan
serta kesehatan manusia.
Cara membuat pestisida / insektisida organik alami untuk mengatasi/mengusir hama, kutu dan ulat perusak tanaman pertanian/perkebunan secara umum :
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1. Bawang putih, cabe rawit, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir : masing-masing 100 gram.
2. Gula pasir : 2 sendok makan.
3. Air suling destilasi / aqua destilata : 1 liter.
4. Dekomposer BSA (mikro organisme pengurai) : 2 cc.
5. Botol kaca steril besar : 2 buah
Tahap-tahap pembuatan :
1. Cabe rawit, bawang putih, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir dan air destilasi diblender hingga bercampur rata.
2. Masukkan ke dalam botol yang telah disteril bebas kuman.
3. Masukkan gula dan decomposer BSA, tutup lalu biarkan satu minggu untuk proses fermentasi.
4. Buka dan saring dari ampas-ampas yang ada dan simpan di tempat yang tertutup
Cara pemakaian/penggunaan cairan pestisida organik :
1. Campur 60 cc cairan pestisida/insektisida organik yang telah dibuat dengan 1 liter air biasa. Bisa juga buat takaran sendiri sesuai perbandingan tadi.
2. Semprot pada batang dan daun tanaman yang terserang hama dan ulat satu minggu sekali. Habiskan semua karena tidak bisa disimpan.
Cara membuat pestisida / insektisida organik alami untuk mengatasi/mengusir hama, kutu dan ulat perusak tanaman pertanian/perkebunan secara umum :
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1. Bawang putih, cabe rawit, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir : masing-masing 100 gram.
2. Gula pasir : 2 sendok makan.
3. Air suling destilasi / aqua destilata : 1 liter.
4. Dekomposer BSA (mikro organisme pengurai) : 2 cc.
5. Botol kaca steril besar : 2 buah
Tahap-tahap pembuatan :
1. Cabe rawit, bawang putih, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir dan air destilasi diblender hingga bercampur rata.
2. Masukkan ke dalam botol yang telah disteril bebas kuman.
3. Masukkan gula dan decomposer BSA, tutup lalu biarkan satu minggu untuk proses fermentasi.
4. Buka dan saring dari ampas-ampas yang ada dan simpan di tempat yang tertutup
Cara pemakaian/penggunaan cairan pestisida organik :
1. Campur 60 cc cairan pestisida/insektisida organik yang telah dibuat dengan 1 liter air biasa. Bisa juga buat takaran sendiri sesuai perbandingan tadi.
2. Semprot pada batang dan daun tanaman yang terserang hama dan ulat satu minggu sekali. Habiskan semua karena tidak bisa disimpan.
Teknik Cara Buat Lem Pestisida
Organik
Teknik
Cara Buat Lem Pestisida Organik
- Pada waktu 2 minggu yang lalu admin menemukan sebuah buku digramedia tentang
tips cara membuat lem pestisida secara organik. Disebabkan mendapatkan info
yang sangat berguna untuk para pembaca blog ini maka admin hendak membagikannya
melalui blog tani ternak budidaya ini.
Resep
tersebut sangatlah mudah dengan bahan yang sangat gampang didapat disekitar
kita. Yang perlu diuji ialah berapa dosis/ konsentrasi pemakaian lem pestisida
organik tersebut yang paling tepat. Selain itu berapa lama ketahanan perekat
pestisida organik dalam penyimpanan juga perlu diteliti.
* Alat
dan Bahan Perekat Pestisida Organik :
- 1 buah
Blender
- 1 buah
Telor ayam/ bebek (bebek lebih bagus)
- Minyak
goreng 1 sendok makan
* Cara
Membuat Perekat Pestisida Organik (skala 1 tangki semprot) :
Masukkan
1 buah telor ayam dan satu sendok minyak goreng (kalau untuk membuat 10 tangki
pake 10 telor ditambah 10 sendok minyak goreng).
Blender
sampai benar-benar tercampur (homogen)
Campurkan
dengan larutan pestisida yang ada dalam tangki semprot sampai benar-benar
tercampur.
Semprotkan
pestisida secara merata ke semua permukaan daun.
Resep
perekat pestisida organik ini dapat dipakai untuk membuat ovusida
(membungkerkan telur, memandulkan telur, membunuh telur) ulat atau telur hama
yang lain sehingga telur hama tersebut tidak bisa menetas dengan hanya
menambahkan bahan tertentu dalam perekat pestisida organik tersebut. Oleh
karena itu tunggu postingan yang akan datang, admin tani ternak budidaya ini
akan membagikan teknik cara membuat ovusida/ cara memandulkan telur hama.
O ya,
admin belum sempat menguji resep perekat pestisida organik tersebut oleh sebab
itu silahkan pakai dalam skala lebih kecil dulu sebelum digunakan untuk semua
tanaman.
Admin
berharap artikel membuat lem pestisida organik tersebut dapat berguna bagi
sobat tani ternak budidaya seluruhnya.
Tumbuhan Untuk
Bahan Pestisida Nabati
Pestisida
adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah
sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya
seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain
yang dianggap merugikan.
Tergantung
dari sasarannya, pestisida dapat berupa:
- insektisida (serangga)
- fungisida (fungi/jamur)
- rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
- herbisida (gulma)
- akarisida (tungau)
- bakterisida (bakteri)
- larvasida (larva)
Penggunaan
pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia
dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Oleh karena itu, adalah hal
yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan
keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha
atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
- Ketahui
dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai
salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi
serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan
tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
- Ikuti
petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik
atau petugas penyuluh.
- Jangan
terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada
penyuluh.
- Jangan
telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
- Jangan
salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan
kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
- Gunakan
tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
- Pahami
dengan baik cara pemakaian pestisida.
Koleksi
tumbuhan yang mengandung bahan bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun)
telah dilakukan di Kalimantan Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari
golongan rumput, teki dan berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian
nama-nama tumbuhan yang dikoleksi belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa
Indonesia), sehingga masih menggunakan bahasa daerah setempat, terutama bahasa
banjar dan dayak.
Tumbuhan
yang dikoleksi pada umumnya berhasiat sebagai obat, namun ada juga yang dapat
meracun terutama pada kulit dan sebagian lagi mempunyai bau yang menyengat.
Dari hasil eksplorasi tersebut ditemukan 122 jenis tumbuhan yang berpotensi
sebagai bahan pestisida organik.
Tabel jenis
tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di
Kalimantan Selatan dan Tengah .
No
|
Jenis tumbuhan
|
Bagian Tumbuhan
|
Keterangan/kegunaan
|
01
|
Pati ulat
|
Daun
|
Pengawet ikan
|
02
|
Kalang kala
|
Daun, biji
|
Obat kulit
|
03
|
Karatau
|
Daun
|
Obat disentri
|
04
|
Risi
|
Daun, bunga
|
Rasa gatal pada kulit
|
05
|
Timbarau
|
Daun
|
Obat kejang-kejang
|
06
|
Kayu mahar
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
07
|
Hambin
|
buah Seluruh bagian
|
Obat ginjal
|
08
|
Jalukap
|
Daun
|
Obat kulit
|
09
|
Sulur daging
|
Daun
|
Obat luka
|
10
|
Gagali
|
Daun, umbi
|
Obat sakit perut
|
11
|
Cambai karuk
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
12
|
Raja binalu
|
Seluruh bagian
|
Obat hipertensi
|
13
|
Dadap
|
Daun
|
Obat infeksi
|
14
|
Tabat Barito
|
Daun
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
15
|
Bangkal
|
Daun
|
Bahan kosmetik (bedak)
|
16
|
Sapang
|
Kulit batang
|
Obat hipertensi
|
17
|
Mamali habang
|
Daun
|
Obat penenang
|
18
|
Mamali putih
|
Daun
|
Obat penenang
|
19
|
Jambu hutan
|
Daun, akar
|
Obat ginjal
|
20
|
Sungkai
|
Daun
|
Bahan pengawet
|
21
|
Balangkasua putih
|
Daun
|
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
|
22
|
Balangkasua habang
|
Daun
|
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
|
23
|
Kayu sapat
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
24
|
Jalatang tulang
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
25
|
Kakantutan
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
26
|
Tampurikak
|
Buah
|
Penyubur rambut
|
27
|
Tatasbihan habang
|
Daun
|
Bau menyengat
|
28
|
Sintuk
|
Daun
|
Kebugaran tubuh
|
29
|
Sambung nyawa
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
30
|
Tatunjuk langit
|
Daun
|
Obat hipertensi
|
31
|
Sulitulang
|
Seluruh bagian
|
Obat sakit perut
|
32
|
Putat
|
Daun
|
Obat kulit (gatal)
|
33
|
Kujajing biji
|
Daun, buah
|
Obat kanker
|
34
|
Rengas
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
35
|
Simpur
|
Daun
|
Obat mata
|
36
|
Bawang nyaring
|
Daun
|
Obat perut
|
37
|
Sawangkak
|
Daun
|
Obat kanker
|
38
|
Bakung rawa
|
Daun, umbi
|
Obat tidur
|
39
|
Lakum
|
Daun
|
Obat kulit (gatal)
|
40
|
Jajangkit
|
Daun, batang
|
Obat kulit (gatal)
|
41
|
Patah kajang
|
Daun
|
Obat nyamuk
|
42
|
Kujajing laki
|
Daun, buah
|
Obat kanker
|
43
|
Pinang habang
|
Akar
|
Obat ginjal
|
44
|
Papulut
|
Daun
|
Obat batuk
|
45
|
Rumbia habang
|
Daun
|
Obat sakit perut
|
46
|
Kambat
|
Daun
|
Bau menyengat
|
47
|
Kayu rahwana
|
Seluruh bagian
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
48
|
Cawat hanoman
|
Akar
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
49
|
Kayu rawali
|
Kulit batang
|
Bau wangi
|
50
|
Daun kancing
|
Daun
|
Obat sakit gigi
|
51
|
Andarasung
|
Daun
|
Penyubur rambut
|
52
|
Keladi rawa D
|
aun, umbi
|
Berakibat gatal pada kulit
|
53
|
Bakung hias
|
Daun, umbi
|
Bau menyengat
|
54
|
Binjai
|
Kulit batang
|
Berakibat gatal pada kulit
|
55
|
Kasumbawati
|
Daun
|
Obat hipertensi
|
56
|
Akar kuning
|
Akar
|
Obat hipatetis
|
57
|
Dadangkak
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
58
|
Kakamalan
|
Daun
|
Bau menyengat
|
59
|
Tatintahan
|
Akar
|
Obat sakit pinggang
|
60
|
Kayu halaban
|
Akar
|
Obat ginjal
|
61
|
Kayu ilatung
|
Daun, kulit batang
|
Bau menyengat
|
62
|
Mundar
|
Daun, kulit batang
|
Berakibat iritasi pada kulit
|
63
|
Pohon mercon
|
Daun, bunga
|
Pengusir nyamuk
|
64
|
Kemuning
|
Daun, bunga
|
Bau wangi
|
65
|
Bangkinang
|
Daun, akar, buah
|
Rasa sepat
|
66
|
Kuranji
|
Daun, akar, buah
|
Rasa sangat kecut
|
67
|
Sangkuang
|
Semua bagian
|
Rasa sangat kecut
|
68
|
Bambu kuning
|
Rebung
|
Obat kanker
|
69
|
Hambawang
|
Getah
|
Berakibat iritasi pada kulit
|
70
|
Kambang tatawa
|
Bonggol
|
Obat kanker payudara
|
71
|
Bagang
|
Umbi
|
Berakibat gatal pada kulit
|
72
|
Panggang
|
Daun
|
Tidak diserang hama
|
73
|
Ciplokan
|
Buah dan daun
|
Obat hipertensi
|
74
|
Simakau
|
Daun Bahan
|
kosmetik (bedak)
|
75
|
Mata-mata
|
Buah
|
Kebugaran wanita
|
76
|
Pinang sindawar
|
Akar
|
Obat ginjal
|
77
|
Usar
|
Akar dan daun
|
Bahan pewangi
|
78
|
Timbaran
|
Kulit
|
Bahan pewarna
|
79
|
Tawar
|
Daun
|
Pengusir Wereng hijau
|
80
|
Gulinggang
|
Daun
|
Obat kulit
|
81
|
Kacang parang
|
Biji
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
82
|
Kembang pukul 4
|
Daun
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
83
|
Jalatang nyiru
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
84
|
Kalalayu
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
85
|
Kapayang
|
Seluruh tanaman
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
86
|
Jingah
|
Daun
|
Berakibat gatal pada kulit
|
87
|
Galam
|
Daun
|
Bau menyengat
|
88
|
Lukut
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
89
|
Lua
|
Daun
|
Tidak terserang hama
|
90
|
Kuringkit
|
Daun
|
Bahan kosmetik (bedak)
|
91
|
Kumandrah
|
Daun/Buah
|
Obat sakit perut
|
92
|
Maya
|
Seluruh tanaman
|
Berakibat gatal pada kulit
|
93
|
Sapang
|
Kulit dan daun
|
Obat hipertensi
|
94
|
Rumput minjangan
|
Daun
|
Obat luka
|
95
|
Gambir
|
Kulit/daun
|
Pengusir nyamuk
|
96
|
Sirsak
|
Daun
|
Digunakan sebagai Insektisida
|
97
|
Maritam
|
Kulit
|
Digunakan sbg Rodentisida
|
98
|
Pepaya hutan
|
Daun
|
Digunakan sbg Insektisida
|
99
|
Suli bulan
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
100
|
Kacubung
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
101
|
Sarigading
|
Daun
|
Bahan jamu (kebugaran)
|
102
|
Karamunting jawa
|
Daun
|
Obat kulit
|
103
|
Purun tikus
|
Seluruh bagian
|
Attraktan bagi penggerek batang
|
104
|
Prupuk
|
Seluruh bagian
|
Attraktan bagi penggerek batang
|
105
|
Bundung
|
Seluruh bagian
|
Attraktan bagi penggerek batang
|
106
|
Jambu biji
|
Daun
|
Obat diare
|
107
|
Lengkuas
|
Rimpang
|
Bahan jamu
|
108
|
Lada
|
Daun
|
Bahan rempah
|
109
|
Kalanpan
|
Buah
|
Tidak terserang hama
|
110
|
Bawang nyaring kuning
|
Daun
|
Obat penyakit dalam
|
111
|
Kalabuau
|
Daun
|
Berakibat iritasi kulit
|
112
|
Gadung
|
Umbi
|
Digunakan sbg Insektisida
|
113
|
Tuba
|
Akar
|
Digunakan sbg Insektisida
|
114
|
Kacang parang habang
|
Buah
|
Digunakan sbg Insektisida
|
115
|
Kapuk
|
Batang
|
Digunakan sbg Rodentisida
|
116
|
Kelapa
|
Air
|
Digunakan sbg Insektisida
|
117
|
Jeruk Bali
|
Kulit
|
Digunakan sbg Insektisida
|
118
|
Langgundi
|
Daun
|
Pengusir nyamuk
|
119
|
Jengkol
|
Daun
|
Digunakan sbg rodentisida
|
120
|
Kedondong
|
Daun
|
Tidak diserang hama
|
121
|
Sungkai
|
Daun
|
Bahan permentasi
|
122
|
Mengkudu
|
Daun
|
Obat hipertensi
|
Dua cara mudah untuk
membuat pestisida nabati:
1. Perendaman untuk menghasilkan
produk ekstrak
2. Penumbukan, pembakaran,
pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung
Beberapa contoh pembuatan
pestisida :
1. Ekstrak Nimba
OPT sasaran: wereng batang coklat,
penggerek batang, dan nematode
BAHAN DAN ALAT:
Air 1 liter
Alcohol 70% 1 cc
Biji nimbi 50 gr
Penumbuk/penghalus
Baskom/ember
Sprayer
CARA MEMBUAT:
Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk
dengan alcohol
Encerkan dengan 1 liter air
Larutkan diendapkan semalam lalu
disaring
Larutan siap diaplikasikan ke
tanaman
Serangga akan mati setelah 2 – 3
hari
2. Ekstrak Daun Sirsak
OPT sasaran: wereng batang coklat
BAHAN:
50 lembar daun sirsak
Satu gemgam (100 gr) rimpang
jaringau
Satu suing bawang putih
Sabun colek 20 gr
CARA MEMBUAT:
Daun sirsak, jaringau, dan bawang
putih di haluskan
Seluruh bahan dicampur dan direndam
dengan air selama 2 hari
Larutan disaring
Untuk aplikasi 1 liter larutan
dicampur dengan 10 – 15 liter air
Larutan siap diaplikasikan
3. Ekstrak Sirtem (Sirih
dan Tembakau)
OPT sasaran: Belalang dan ulat
BAHAN:
50 lembar daun sirsak
5 lembar daun tembakau atau satu
genggam tembakau
20 liter air
20 gr sabun colek/detergen
CARA MEMBUAT:
Daun sirsak dan daun tembakau
ditumbuk halus
Bahan dicampur dengan air dan diaduk
hingga rata
Bahan didiamkan selama satumalam
Larutan disaring kemudian diencerkan
(ditambah dengan 50 – 60 air)
Larutan siap digunakan
4. Ekstrak Belengse
(Nimba, Lengkuas, Serai)
OPT sasaran: hama/penyakit secara
umum
BAHAN:
8 kg daun nimba
6 kg lengkuas
6 kg serai
20 gr sabun colek /detergen
20 liter air
CARA MEMBUAT:
Daun nimbi,lengkuas dan serai
dihaluskan
Bahan yang telah halus dilarutkan
dalam 20 liter air
Didiamkan selama satu malam
Larutan disaring dan diencerkan
dengan 60 liter air
Larutan siap diaplikasikan untuk 1
ha lahan
5. Ekstrak Gatem (Gadung
dan Tembakau)
OPT sasaran: wereng hijau, wereng
batang coklat
BAHAN:
1 kg gadung
1 ons tembakau
Air secukupnya
CARA MEMBUAT:
Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
Hasil parutan ditamban dengan 3
gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
Tembakau direndam dalam 2 gelas air
dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
Kedua bahan dicampur dan diaduk
hingga tercampur merata
Bahan disaring
Ekstrak Gatem diencerkan dengan
dosis 2 – 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer.
6. Ekstrak Gadung
OPT sasaran: walang sangit dan
ulat-ulat hama padi
BAHAN:
1 kg gadung
Air secukupnya
CARA MEMBUAT:
Gadung dikupas, dicuci, dan diparut
lalu diperas dengan kain bersih
Air perasan itulah yang mengandung
racun dengan dosis 5 – 10 ml /liter air.
Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
Larutan disemprotkan ke lahan.
Serangga mati dalam 1 – 2 jam, ulat
mati dalam 5 – 6 jam
7. Ekstrak Gatubrotemsi
(Gadung, Tuba, Brotowali, Sirih)
OPT sasaran: ulat-ulat padi, walang
sangit, dan kepinding tanah
BAHAN:
1 kg gadung
1 ons tembakau
1 potong akar tuba/jenu
1 genggam daun sirih
CARA MEMBUAT:
Gadung dikupas, dicuci dan diparut
Tuba dan brotowali dipotong dan
ditumbuk
Daun sirih diremas-remas dan
ditambah dengan 3 liter air
Tembakau dipotong-potong dan
ditumbuk
Semua bahan dicampur, dimasukkan ke
dalam panci dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring.
Larutan siap digunakan dengan dosis
50-60 cc/tangki (14 liter).
8. Ekstrak Bawang Putih
Cincang 3 ons bawang putih dan rendam di minyak mineral selama satu hari. Lalu tambahkan 1 sendok teh minyak ikan (sangat baik bagi tanaman Anda), campur larutan tersebut dengan setengah liter air dan tambahkan pada campuran bawang putih tadi. Jika ingin membuat larutan pestisida, aduk dan campurkan satu bagian campuran bawang putih dengan 20 bagian air. Sekarang Anda dapat membuat pestisida alami yang aman bagi lingkungan.
Cincang 3 ons bawang putih dan rendam di minyak mineral selama satu hari. Lalu tambahkan 1 sendok teh minyak ikan (sangat baik bagi tanaman Anda), campur larutan tersebut dengan setengah liter air dan tambahkan pada campuran bawang putih tadi. Jika ingin membuat larutan pestisida, aduk dan campurkan satu bagian campuran bawang putih dengan 20 bagian air. Sekarang Anda dapat membuat pestisida alami yang aman bagi lingkungan.
Semprotkan
tanaman Anda dengan larutan pestisida bawang putih seminggu sekali atau lebih
jika diperlukan. Gunakan bawang putih sebagai pestisida alami akan membantu
semut, kumbang, cacing, ulat bulu, kumbang Colorado, ngengat, lalat putih,
tikus, tungau, dan tikus mondok pergi menjauh dari tanaman Anda.
Karena
bawang putih merupakan insektisida alami berspektrum besar, berarti bawang
putih dapat membunuh serangga menguntungkan sama seperti hama. Cobalah untuk
menyemprot daerah di mana hama melakukan kerusakan.
9. Ekstrak Kulit Bawang
Merah
Kulit bawang
merah dapat dijadikan sebagai pestisida alami dengan cara mengambil ekstraknya.
Takaran yang tepat dalam pembuatan ekstrak kulit bawang merah adalah sebanyak
10 lembar dan direndam selama 3 hari. Ekstrak kulit bawang merah
membutuhkan waktu perebusan ± selama 30 menit.
Ternyata
ekstrak kulit bawang merah tidak memberikan efek negatif pada tumbuhan itu
sendiri dan ekosistem sekitar. Hasil pengamatan menunjukan, ekstrak kulit
bawang merah membuat daun pada tumbuhan menjadi tampak lebih segar dibandingkan
daun yang disemprotkan dengan pestisida berbahan kimia.
Kulit bawang
merah adalah bagian terluar atau pembalut dari daging bawang merah yang
berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah
mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut
memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga
tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama
serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam
konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga
menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung
senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan
menyebabkan terganggunya proses pencernaan dan merusak organ-organ
pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus
2008).Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung
senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat
transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan
hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh
tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar
oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan
apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga
tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya. Akhirnya, hama serangga akan
mati secara perlahan.
Selain
berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga memiliki beberapa
manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit
bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat
tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal 2008).
Insektisida Organik Atau Pestisida Nabati
Seperti
halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama
maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya
perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang
tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari kondisi tanahnya, dan
lain-lain.
Banyak
kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat
menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari
tanamannya menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat
memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali.
Bila
kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang
ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN ALAMI” untuk mengusir atau
menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus
mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun
bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir,
Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih
banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami
. Bila melihat bahan-bahan tersebut , semua ada di lingkungan kita, mudah di
dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.
Berikut Tabel yang
menunjukan jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai Insektisida Alami atau
Pestisida Nabati :
Berikut “ RESEP “
pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada
tanaman.:
Bahan:
Cara
Pembuatan :
Pengaplikasian
/dosis pemakaian:
Untuk
tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA
KRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban
Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE
BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah
GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “ Coryne bacterium” dapat melawan “Xanthomonas
campestris pv oryzae “ (bakteri penyebab penyakit kresek). Bakteri
Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”, dapat menekan serangan , dan
mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang
yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati
parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp.
Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan
kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
|
Tulisan terkirim dikaitan (tagged) ‘CARA MEMBUAT
PESTISIDA ORGANIK’
CARA MEMBUAT PESTISIDA ORGANIK
Untuk mengurangi
dampak dari pestisida kimia pemerintah menyarankan untuk mengurangi pestisida
kimia. Disini saya ingin sedikit berbagi bagaimana cara membuat pestisida
organik
Bahan yang d pergunakan :1. Daun Sirkaya sebanyak 50 lembar (fungisida).
2. Daun sirsak(squamosin) 65 lembar(insektisida).
3. Daun sere(zitronelal) 10 batang (dehidrasi).
4. Belerang 2 jempol kaki (bakterisida/fungisida).
5. Bawang merah/putih(quercetin,phenolic/sapononin) masing2 0,5 kg (merusak pori hama).
6. Tembakau 0,5 kg (nematisida).
7. Buah sirkaya 10 buah – diambil bijinya (fungisida).
8. Brotowali 1 meter (akarisida+merusak nafsu makan).
9. Biji gambas 200 biji/mahoni 50 biji (akarisida+merusak nafsu makan).
10. Air 20 liter.
Alat yang di pergunakan :
1. Kain saring.
2. Lumpang.
3. Tong/ember besar(di kasih kran).
4. Ijuk.
Cara pembuatan :
Tumbuk semua bahan di atas , kemudian campurkan dengan air. Setelah masukkan ijuk ke dalam tong. Saring bahan yang sudah siap tadi ke dalam tong menggunakan kain saring. Kemudian tutup tong yang sudah ada krannya (kran di letakkan pada bagian samping bawah tong) selama 1 minggu. Pestisida sudah siap di gunakan.
Untuk tanaman padi gunakan 1 liter pestisida organik untuk 1 tangki semprot ( 14 liter ).
Tumbuk semua bahan di atas , kemudian campurkan dengan air. Setelah masukkan ijuk ke dalam tong. Saring bahan yang sudah siap tadi ke dalam tong menggunakan kain saring. Kemudian tutup tong yang sudah ada krannya (kran di letakkan pada bagian samping bawah tong) selama 1 minggu. Pestisida sudah siap di gunakan.
Untuk tanaman padi gunakan 1 liter pestisida organik untuk 1 tangki semprot ( 14 liter ).
Selamat mencoba
semoga bermanfa’at.
Untuk mengatasi
hama keong mas gunakan minyak tanah, di semprotkan pada telur keong yang ada d
pinggir tanaman ( galengan ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar